Latest Posts

BECAUSE OF NAME (Indonesia Version))

By 3:18 PM

Ditengah malam yang sangat dingin, Kay duduk melamun di depan rumah dengan keadaan lemas. Matanya terlihat sayu dan wajahnya pun terlihat pucat sekali. Rasa lapar yang menghantuinya sejak sejam lalu membuatnya harus menahan lapar sambil menunggu sesuatu yang mengenyangkan datang dengan sendirinya.
Tidak lama kemudian, munculah Dongwoon yang baru keluar dari dalam mobilnya. Namun sepertinya ia pulang dengan tangan kosong. Tak ada sesuatu yang digenggamnya saat keluar dari dalam mobil. Tangannya malah kosong melompong. Ya, dia memang tak membawa makanan apapun ditangannya, terkecuali kunci mobilnya.

“Kay, kau kenapa melamun didepan rumah malam-malam begini?” Tanya Dongwoon heran.

“Baegopa, oppa. Dan dirumah tidak ada makanan sama sekali,” jawab Kay lemas. Lalu cemberut.

Dongwoon mengerutkan alisnya. “Loh, bukannya tadi siang di kulkas masih tersedia tiga kantong darah, ne?” tanyanya heran.

“Kalau memang ada mungkin aku tidak akan berdiam diri disini sambil menunggu keberuntungan datang padaku,” jawab kay sambil menyandarkan kepalanya pada tiang bangunan rumah yang ada disamping kanannya.

“sudahlah kalau begitu kau ikut aku saja, iliwa!!” ajak Dongwoon sambil menarik tangan Kay yang melingkar di kedua kaki yang dilipat.

“Memangnya kita mau kemana? Aku lemas sekali, tidak kuat untuk beranjak dari sini,” keluh Kay.

Dongwoon menatap wajah Kay. Lalu kembali menarik tangan kay dan membawanya menuju mobil.
Namun, ketika mereka hampir pergi dan Dongwoon sudah bersiap menancap gas mobilnya, tiba-tiba dating Yama dengan kantong darah ditangannya. Dia datang sambil berlari dan berteriak memanggil Wonnie keras..



“OPAA!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!” teriaknya.

Dongwoon dan Kay saling berpandangan melihat tingkah Yama.

“Wae geulaeyo??” Tanya Dongwoon heran.

“Molla.. mungkin saja dia sudah gila, sampai-sampai memanggilmu dengan sekeras itu ditengah malam seperti ini,” jawab kay yang ikut heran.

Dongwoon menengokkan wajahnya pada kay cepat. “Hey, gila itu adalah nama milikku!!”

“Enak saja kau.. jangan sembarangan mengakuinya! Nama julukanmu itu Sexy Vampire Dongwoon!!” sahut Kay tidak terima.

“Kay, namaku itu Sexy and Crazy vampire Dongwoon! Kau ingat?!” Dongwoon mengingatkan..

“ooooooo… seingatku namamu hanya Sexy vampire Dongwoon. Nama Crazy itu milikku. Ingat, namaku Naughty Crazy and Scary Vampire!! Jangan asal mengakui nama milikku, oppa!!” Kay tidak terima.



Mendengar perkataan kay, Dongwoon menarik nafas panjang. “Dengarkan aku, ya, Kay! Nama Crazy itu sudah menjadi milikku dan aku sudan mematenkan nama itu, kalau itu adalah nama milikku. Kau jangan asal mencurinya dariku, kau ini kan bisa mencari nama lain selain Crazy.” Katanya sambil memukul bahunya berkali-kali dengan jari telunjukknya.

Kay menatap Dongwoon dengan penuh tanda Tanya. “Loh, oppa, kau yang mencurinya dariku. Apa-apaan kau ini, jangan asal mengambilnya dariku, ya. Sejak dulu kau sudah medapatkan Julukan Crazy dari teman-temanku dank au tidak boleh asal meggunakannya. Lagipula mana buktinya kalau kau sudah mematenkan nama itu? Hah? Tidak ada kan?” ujarnya tidak mau kalah.

Yama yang sejak tadi melihat keduanya meributkan nama Crazy hanya dapat berdiri mematung sambil menatapnya seperti orang bodoh. Ia tidak mengerti dengan tingkah Kay dan Dongwoon yang selalu saja ribut karena hal sepele. Aneh. Ya, itulah yang dapat ia katakan dalam hati.

“Eonni, Oppa, kalian ini bisa tidak sih untuk tidak meributkan masalah sepele tengah malam begini?” Tanya Yama yang sudah mulai bosan dengan keributan keduanya.

“Anak kecil diam saja!!” perintah keduanya bersamaan dengan wajah menatap tajam pada Yama.

Yama cemberut mendapatkan perlakuan dari kedua kakaknya. Lalu ia pun cepat-cepat membalikkan badannya.

Kay dan Dongwoon tidak perduli dengan Yama. Mata mereka malah menangkap basah kantong darah yang dipegang oleh Yama. Mata keduanya pun saling melirik satu sama lain. Mereka berniat untuk merebut darah itu dan kemudian langsung kabur untuk menghabiskannya sendiri.

Aku harus mendapatkan kantong darah itu. Kay tidak boleh mendapatkannya lebih dulu dariku, biar saja dia kelaparan, pikirnya dalam hati.

Wooo… darah, kebetulan sekali aku sedang lapar dan menginginkan itu. Pokoknya apapun yang terjadi aku harus lebih cepat dari oppa. Titik, piker Kay juga.

Tidak lama kemudian Dongwoon pun langsung membuka pintu mobilnya dan langsung saja berlari menghampiri Yama utuk merebut kantong darah itu. Namun, aksinya kali ini gagal total. Karena Kay berhasil merebut darah itu lebih cepat darinya. Ya, meskipun ia lebih dulu keluar dari mobil. Tapi pikiran dan akal Kay kali ini benar-benar lebih baik darinya. Makanya dia bisa merebut darah itu lebih cepat..

“Oppa, darah ini milikku… oooo…. Kau kalah cepat dariku. Hahaha” ujar Kay senang sambil bersiap menyedot habis darah itu.

“Kau ini….” Ujar Dongwoon dengan ditekan. “Hey, Yama! Kenapa kau biarkan darah itu diambil Kay?” lanjutnya pada Yama.

“Ye…… biarkan saja, kalau eonni yang memakannya aku setuju banget . daripada kau yang memakannya kan lebih baik eonni. hahaha” jawab Yama meledek dan kemudian kabur kedalam rumah cepat-cepat.

“Ahhh… sial,.” Ujar Dongwoon kesal. “Kay, bersembunyi dimana kau?” teriaknya saat thu kalau Kay sudah menghilang dari sana.

Dengan perasaan kesal, Dongwoon pun akhirnya kembali ke dalam rumah tanpa mendapatkan darah yang dibawa Yama sedikitpun. Dan niatnya untuk membantu Kay yang kelaparan pun batal akibat keributan antara mereka yang mempermasalahkan panggilan yang tak begitu penting. Padahal, jika mereka tidak mempeributkan masalah kecil seperti itu, saat ini mereka pasti sudah mendapatkan banyak makanan diluar sana. Dan darah yang di bawa Yama tadi pun bisa dibagi dua. Tidak seperti sekarang ini.

“Huuuh… dasar, oppa. Seharusnya kalau dia memang menginginkan darah ini, dia harus mencariku. Tidak ada usahanya sama sekali sih,” kata Kay sambil turun dari atas pohon.

“Kalau seperti ini jadinya kan aku harus menyusulnya kedalam rumah. Aaah, sudah tahu aku bosan berada di dalam rumah,” keluhnya sambil menenteng darah yang tersisa setengahnya dari semula.

Begitu masuk ke dalam rumah, tiba-tiba saja Kay dihadang oleh Dongwoon didepan pintu. Dan kemudian Dongwoon langsung merebut sisa darah dalam genggamannya. Tanpa izin dari Kay, ia pun langsung menghabiskan darah itu sampai tak tersisa sedikitpun dan langsung mengusap perutnya karena kenyang.

“ooohh.. Aku kenyang, Gomawo, Kay!!” ujarnya..

(Just for fun)
                                                                                                                            by : Mellz

You Might Also Like

0 komentar